TERNATE – Belasan pemuda dari sejumlah elemen, mengikuti pelatihan pembuatan peta pada hari Selasa 09 Agustus 2022 di Kelurahan Bastiong Karance Ternate Selatan. Melalui pelatihan itu, mereka diharapkan dapat mendukung dan berpartisipasi dalam pembuatan peta di tingkat desa ataupun kelurahan.
Kegiatan ini diinisiasi oleh Perkumpulan Pakativa dan menghadirkan Zulhan A.Harahap, dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Khairun Ternate, sebagai pemateri. Para peserta adalah generasi muda yang pro aktif terhadap persoalan lingkungan di Maluku Utara.
Zulhan memaparkan, pembuatan peta secara umum memiliki tiga bentuk: titik, garis dan bidang.
“Jadi misalnya titik, atau objek peta yang mau digambar cukup diwakili dengan titik pohon atau kubur keramat, tapi kalau itu jalan ya harus kita garis, sementara kalau bidang berkaitan dengan luas, misalnya luas lapangan sepak bola,” jelas Zulhan.
Dia menjelaskan melalui sebuah peta, potensi alam di sebuah daerah dapat dipetakan.
“Karena pemerintah sekarang ini hanya bikin batas wilayahnya saja, baik itu kelurahan maupun di desa, apa yang ada di dalamnya tidak dibuat. Memang ada beberapa data yang dimuat di dalam peta, tapi itu sebagian besar hanya jumlah penduduk, tergantung data yang ada di pemerintah,” kata dia.
Karenanya, menurut dia, para peserta dapat berpartisipasi melakukan perbaikan terhadap peta milik pemerintah di tingkat desa/kelurahan. Secara teknis, dia kemudian menunjukan kepada para peserta tentang bagaimana cara membuat peta, menggunakan teknologi yang tersedia saat ini.

Peserta pelatihan pembuatan peta
Dan untuk memudahkan proses pelatihan, dia meminta seluruh peserta mengunduh Quantum Geographic Information System (QGIS), yaitu salah satu perangkat lunak yang dapat mengelola data spasial dan sistim informasi geografis.
Untuk mendukung pengoperasian perangkat lunak itu, setiap peserta yang mengikuti pelatihan tersebut diwajibkan memiliki PC atau laptop. Zulhan kemudian secara perlahan memandu seluruh peserta mengoperasikan QGIS dalam membuat peta tahap demi tahap, sambil menampilkan peta dasar Desa Samo Kecamatan Gane Barat, yang hanya memuat batas wilayah antara desa, tanpa objek di dalamnya.
Direktur Perkumpulan Pakativa, Nursyahid Musa, kepada media, seusai pelatihan menjelaskan, tujuan kegiatan itu untuk mendukung warga kampung dalam pengelolaan potensi desanya.
“Misalnya, desa tidak mau hutanya di bongkar dan desa sendiri tidak punya perencanaan, kemudian ada kebijakan dari pemerintah kabupaten atau provinsi tentang pembongkaran hutan. Maka desa itu harus punya perencanaan, misalnya pemetaan ini,” kata dia.
Dengan melakukan pemetaan, warga desa dapat menentukan sendiri pembagian wilayah mana saja yang tidak bisa dibongkar. Dengan begitu perencanaan di suatu wilayah atau desa berjalan secara baik dan mengamankan potensi desa itu dari ancaman kerusakan.
Dia juga menambahkan, kegiatan ini tidak hanya berlangsung di dalam ruangan saja, karena selain belajar membuat peta menggunakan perangkat lunak, peserta juga diajarkan cara menggunakan alat GPS. Karena itu, dalam lanjutan kegiatan yang berlangsung pada hari Rabu 10 Agustus 2022, para peserta akan melakukan praktek lapangan menentukan titik koordinat untuk pembuatan sebuah peta.
Pelatihan yang berlangsung di Sekretariat Walhi Maluku Utara itu diikuti 18 peserta. Mereka adalah generasi muda dari Desa Gumira dan Desa Samo Kecamatan Gane Barat Utara, Pemuda dari Kelurahan Takome Kecamatan Ternate Barat, dan Pemuda dari Komunitas Kaum Muda Ekologi Biru Estuaria Maluku Utara.