TERNATE – Setelah melakukan pemantauan lapangan, PT Pertamina melalui Fuel Terminal Ternate, menduga sebagian Pertamax yang dijual pengecer di Kota Ternate adalah hasil oplosan.
Hal itu diungkapkan pihak Fuel Terminal Ternate dengan Kapolda Maluku Utara Irjen Pol Risyapudin Nursin, Rabu 31 Agustus 2022 di Kantor Fuel Terminal Ternate di Kelurahan Jambula Kecamatan Pulau Ternate.
Kepada wartawan seusai pertemuan, Manager Fuel Terminal Ternate, Sebedius Pangandahan mengatakan dugaan itu berdasarkan pengamatan terhadap warna Pertamax yang dijual pengecer melalui botol kemasan tampak seperti oplosan.
“Yang kita lihat itu hanya secara visual saja,” ujar dia.
Hal yang sama disampaikan oleh Officer Security, Dwi Hartanto, yang sementara menjabat sebagai Health, Safety, Security, and Environment (HSSE) Fuel Terminal Ternate.
Dia melihat warna Pertamax di beberapa depot pengecer berbeda-beda dan tampak tak lazim.
“Pertamax warnanya beda, ada yang terlalu hijau dan ada yang bening. Analisa kami itu oplosan,” tutur Dwi.

Manager Fuel Terminal Ternate, Sebedius Pangandahan (Memakai Kacamata) dan Officer Security, Dwi Hartanto
Meski begitu, Pertamina masih membutuhkan uji laboratorium untuk membuktikannya.
Menanggapi hal tersebut, Kapolda Malut, Irjen Pol Risyapudin Nursin mengatakan kepolisian tidak segan melakukan penindakan jika ditemui ada oknum yang sengaja melakukannya.
Dia juga menyarankan pihak Fuel Terminal Ternate memberikan sanksi kepada SPBU yang masih memprioritaskan pengecer. Sanksi itu misalnya berupa mengurangi stok dan bahkan menghentikan kegiatan SPBU.
Kapolda juga meminta Pemkot Ternate ikut memberikan andil dalam pengawasan, misalnya mengarahkan Sat Pol PP bergerak bersama-sama polisi. Dia akan meminta Kapolres Ternate mengkoordinasikan langkah itu ke Pemkot Ternate.
“Kan harus dilaksanakan pemerintah daerah juga kan, dengan Satpol PP nya, dengan Satgasnya, supaya stoknya aman dan tidak dimanfaatkan oleh oknum-oknum tertentu,”kata kapolda.