TERNATE – Bantuan teknologi media belajar untuk sebagian sekolah di Kota Ternate, dari sumber Dana Alokasi Khusus (DAK) 2022, yang telah ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, ternyata tak sampai ke sekolah penerima karena dialihkan ke sekolah lain oleh Kadis Pendidikan Kota Ternate, Muslim Gani.
“Dalam realisasi di lapangan, sekolah yang disebutkan tidak mendapatkan bantuan. Ini akan menjadi temuan di kemudian hari,”kata sumber diahinews.com.
Kemendikbud, Riset dan Teknologi pada tahun 2022 menetapkan sekolah penerima bantuan pengadaan perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dan bantuan media pendidikan di Kota Ternate sebanyak 36 sekolah.
Yakni TIK untuk 27 Sekolah Dasar dan 2 SMP, serta 7 SD mendapat bantuan media pendidikan.
Berdasarkan lampiran Permendikbudristek RI nomor 3 tahun 2022 diketahui bahwa setiap sekolah penerima bantuan TIK akan mendapatkan: 15 unit chrombook, 1 perangkat wireles router, 1 perangkat proyektor, dan 1 perangkat konektor. Pengadaan perangkat teknologi media belajar itu melalui mekanisme E-Purchasing, dan harga tiap paketnya Rp 125 juta.
Sedangkan setiap sekolah penerima bantuan media pendidikan masing-masing mendapatkan 5 unit chrombook, 1 wireles router, 1 konektor, dan 1 proyektor, dan harga tiap paketnya Rp 45 juta.
Usulan nama-nama sekolah penerima bantuan pengadaan TIK dan media pendidikan itu sendiri disampaikan sebelum Muslim Gani menjadi Kadis Diknas. Usulan itu disampaikan tahun 2021 oleh Plt Kadis Pendidikan Kota Ternate Bactiar Teng dan mendapat jawaban oleh Kemendikbudristek pada tanggal 21 Agustus 2021.
27 SD penerima perangkat TIK itu terdiri dari:
1.SD Pertiwi 2 Kota Ternate
2.SD Negeri 38 Kota Ternate
3.SD Negeri 39 Kota Ternate
4.SD Negeri 52 Kota Ternate
5.SD Islamiyah 6 Kota Ternate
6.SD Negeri 22 Kota Ternate
7.SD Negeri 19 Kota Ternate
8.SD Negeri 23 Kota Ternate
9.SD Islamiyah 2 Kota Ternate
10.SD Negeri 54 Kota Ternate
11.SD Al Khairaat 01 Kota Ternate
12.SD Negeri 12 Kota Ternate
13.SD Negeri 9 Kota Ternate
14.SD Negeri 58 Kota Ternate
15.SD Negeri 43 Kota Ternate
16.SD Negeri 45 Kota Ternate
17.SD Negeri 67 Kota Ternate
18.SD Negeri 20 Kota Ternate
19.SD Negeri 15 Kota Ternate
20.SD Negeri 30 Kota Ternate
21.SD Al Khairaat 02 Kota Ternate
22.SD Islamiyah 1 Kota Ternate
23.SD Islamiyah 3 Kota Ternate
24.SD Muhammadiyah Kota Ternate
25.SD Negeri 51 Kota Ternate
26.SD Katolik Santa Theresia Kota Ternate
27.SD IT Wahdah Islamiyah Kota Ternate
28.SMP Al Iryad Kota Ternate, SMP Muhammadiyah 2 Kota Ternate.
Sedangkan sekolah penerima Media Pendidikan adalah:
1.SD Negeri 14 Kota Ternate
2.SD Negeri 71 Kota Ternate
3.SD Negeri 18 Kota Ternate
4.SD Negeri 74 Kota Ternate
5.SD Negeri 29 Kota Ternate
6.SD Negeri 35 Kota Ternate
7.SD Islam Sahabat Cendikia Kota Ternate.
36 sekolah yang menerima pengadaan TIK dan Media Pendidikan itu tercantum di dalam aplikasi Kolaborasi Perencanaan dan Informasi Kinerja Anggaran (KRISNA) DAK fisik tahun 2022.
Sumber diahinews.com menyebutkan setelah sebagian nama sekolah penerima bantuan itu diubah, bantuan itu kemudian secara simbolis diserahkan oleh Wali Kota Ternate M Tauhid Soleman, kepada beberapa kepala sekolah sekitar pukul 17.50 WIT, Senin 27 Juni 2022 di Kantor Dinas Pendidikan Kota Ternate.
Konfirmasi kepada beberapa kepala sekolah yang sekolahnya masuk dalam daftar penerima bantuan kemudian dilakukan diahinews.com
Salah satu kepala sekolah tersebut berinisial BS. Ditemui Senin 3 Oktober 2022, BS mengatakan, sekitar bulan Juni 2022, dia mendapat pemberitahuan dari bidang perencanaan Dinas Pendidikan Kota Ternate bahwa sekolahnya akan mendapat bantuan perangkat TIK.
Dia lantas berpesan kepada operator di sekolahnya agar mengambil ke Dinas Pendidikan, jika sudah ada informasi lebih lanjut. Namun hingga saat ini, sekolahnya tak lagi mendapat informasi.
“Saya tanya ke operator, dong (Disdik) belum kase (berikan) bantuan laptop? Operator jawab kurang tahu lagi karena dong (Dinas Pendidikan) bilang kasih tapi sampai ini belum kasih juga,”tutur dia.
Dan karena tak lagi ada kejelasan, dia tak lagi menghiraukannya.
Dia mengungkapkan selama ini sekolahnya tidak memiliki fasilitas TIK, untuk menunjang proses belajar mengajar. Dan selama ini jika momen asesment sekolah berlangsung maka sekolahnya meminjam ruangan komputer milik sekolah lain, seperti SMPN 7 Kota Ternate atau SDN 8 Kota Ternate.
Terpisah Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Ternate, Isman Do Idris ketika dikonfirmasi mengatakan tidak bisa memberikan keterangan, karena tak pernah dilibatkan.
Meski begitu, saat disodori data berisi daftar sekolah yang mendapatkan pengadaan TIK dan Media Pendidikan, yang dialihkan ke sekolah lain, dia membenarkannya.
Ketua PGRI Kota Ternate itu mengatakan dalam dalam waktu dekat ini Kemendikbudristek RI akan mengunjungi Ternate untuk memberikan pelatihan menyangkut dengan teknologi, karena sudah menyalurkan pengadaan tersebut.
“Bukan cuman dorang (Kemendikbudristek RI) berikan komputernya (Chrombook), tapi sekaligus dorang mau bikin pelatihanya,” tutur dia.
Sekolah yang akan ikut dalam pelatihan itu, jelas dia adalah sekolah yang tercatat sebagai penerima pengadaan.
“Sabantar nanti satu atau dua hari ke depan, kalau nama-nama yang muncul untuk pelatihan kan pasti disesuaikan yang seharusnya dapat ini, sementara dong (Sekolah) dapat pelatihan, tapi tidak dapat chrombooknya, terus yang dapat chrombook tidak dapat pelatihan. Ini kan kalang kabut,”kata dia.
Menurut dia, pemerintah pusat sebenarnya akan memberikan bantuan pengadaan itu ke seluruh sekolah di Kota Ternate, tetapi dilakukan bertahap. “Sebenarnya kan ini sudah diprogramkan, otomatis tahun depan sekolah lain lagi yang akan dapat, tapi kali ini kan kalang kabut.”
Sementara Kadis Pendidikan Kota Ternate, Muslim Gani, saat dikonfirmasi mengatakan kebijakannya mengutamakan sekolah-sekolah terluar, yakni di Pulau Moti, Hiri dan Batang Dua.
Meski mengaku tak sesuai keputusan kementerian, dia mengatakan hal itu bukan masalah, sebab sekolah di Hiri, Moti dan Batang Dua, selalu mengalami kesulitan saat melaksanakan asesment.
“Kesulitan asesment itu tidak punya komputer (Chrombook), maka atas dasar itu kebijakan dinas tidak merepotkan pada saat asesmen, maka tiga terluar ini diprioritaskan,” jelas Muslim.
Dia mengaku kebijakannya itu sudah disampaikan kepada sekolah-sekolah yang tercantum dalam Aplikasi KRISNA, bahwa pengadaannya dia alihkan ke sekolah lain.
Karena itu dia menganggap kebijakannya itu tak bertentangan dengan aturan yang berlaku
“Tarulah sekolah tiga pulau terluar dapat di tahun depan lagi tapi karena dorang sudah dapat tahun 2022 karena dialihkan, maka tinggal kita alihkan lagi ke sekolah yang ada di dalam Pulau Ternate yang tadinya di 2022 seharusnya dapat bantuan pengadaan tersebut.
“Kan tinggal kita alihkan saja, kan ini tinggal kebijakan saja. Artinya kita membuat kebijakan yang tidak merugikan orang tapi menguntungkan.”
Muslim mengatakan banyak sekolah di dalam Pulau Ternate sudah berulangkali mendapatkan bantuan tersebut.
Diahinews.com juga menyambangi salah satu SDN 46 di Kelurahan Dufa Dufa, Ternate Utara yang nama sekolahnya tidak masuk dalam penerima pengadaan di dalam aplikasi KRISNA DAK Fisik 2022, namun mendapatkan pengadaan tersebut atas kebijakan Kadis Pendidikan.
Kepsek SDN 46, Nur S Syahda mengaku mengetahui akan mendapatkan bantuan itu dari Kelapa Bidang Sekolah Dasar (Kabid SD) Dinas Pendidikan Kota Ternate, sekitar bulan Juni lalu.
Namun setelahnya tanggal 24 Juni 2022 Nur berangkat Haji, sehingga dia menitipkan nomor HP operator sekolahnya kepada Kabid SD. Dan saat balik dari Tanah Suci, perangkat TIK itu sudah diterima sekolahnya.
“Barangnya datang saya tidak ada, dan yang terima itu operator,” sebutnya.
Dia mengaku mendapatkan 15 unit leptop (Chrombook), 1 proyektor, 1 router wifi, 1 kabel konektor.
Meski begitu, dia mengungkapkan saat serah terima barang pengadaan ke sekolah, tidak ada berita acaranya sampai saat ini. “Jadi saya juga tidak tau pengadaanya dari CV mana,” cetusnya.
Meski begitu, Nur tetap melaporkan dan sekaligus meminta terkait berita acara serah terima ke Kepala Dinas Pendidikan Muslim Gani.
Dia juga menambahkan, sebelum mendapatkan bantuan Chrombook itu, sekolahnya, hanya memiliki dua unit leptop dan satu perangkat komputer yang dibeli menggunakan dana BOS untuk menunjang kebutuhan operator sekolah dan beberapa pekerjaan guru.