TERNATE – Meski telah mendapatkan Akreditasi Perdana dari Lembaga Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS), Rumah Sakit Prima Ternate terus berupaya membenahi pelayanan untuk mencapai standar yang ditetapkan Kementerian Kesehatan, yakni meningkatkan mutu dan keselamatan pasien.
Rumah sakit yang beralamat di depan Jalan Raya Mangga Dua Ternate Selatan itu mengundang Lembaga Akreditasi Fasilitas Kesehatan Indonesia (LAFKI) untuk melakukan survei dan pembimbingan selama dua hari, dari tanggal 8-9 November 2022 dalam rangka mendapatkan Akreditasi Paripurna. LAFKI menurunkan dua surveyor; dr. Zuhrinah Ridwan M.Kes, Sp.PK, FIHFAA dan Ibu Helda Vera de Jong, SKM, M.Kes, FIHFAA.
Direktur Rumah Sakit Prima Ternate dr. Taha Albaar yang didampingi perwakilan dari Yayasan Nurul Laila, Ibu Munisa menyampaikan tim LAFKI mengevaluasi apakah rumah sakit prima menjalankan fungsi pelayanan kesehatan yang berkualitas dan bermutu, yang berorientasi pada keselamatan pasien.
“Alhamdulilah dalam dua hari perjalanan akreditasi ini ternyata kami tidak hanya disurvei dan dinilai saja, melainkan juga diberikan pembimbingan untuk memperbaiki kekurangan dan kelemahan rumah sakit serta mengoptimalkan potensi untuk pengembangan RS Prima,”terang dia.
Ia menjelaskan, secara umum akreditasi rumah sakit adalah kegiatan penilaian rumah sakit dalam menjalankan proses pelayanan kesehatan yang wajib dilakukan oleh semua rumah sakit di seluruh Indonesia.
“Jadi dinilai apakah rumah sakit ini menjalankan fungsinya secara baik dan bermutu yang berorientasi pada keselamatan pasien,” tuturnya.
Taha Albaar mengatakan RS Prima sudah mendapatkan Akreditasi Perdana dari Lembaga Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS). Dan ia berharap dengan survei dan pembimbingan dari LAFKI, RS Prima bisa mencapai Akreditasi Paripurna.
Sementara itu, Ketua Tim Surveior dr. Zuhrinah Ridwan bersama ibu Helda, mengapresiasi Yayasan dan Direktur Rumah Sakit yang telah mempercayakan LAFKI untuk melakukan survei di RS Prima Ternate.
“Karena lembaga LAFKI diakui oleh Kementerian Kesehatan. Dimana Sekarang ini kurang lebih sudah ada lima lembaga yang akan melakukan survei Rumah Sakit di seluruh Indonesia,” ucap Zuhrinah.
Ia menjelaskan kegiatan yang dilaksanakan di RS Prima Ternate menggunakan dua metode survei akreditasi yakni: Metode Daring dan Luring.
Sebelum dilakukan metode Daring, terlebih dahulu tim LAFKI melakukan telaah dokumen dari RS Prima secara mendetail karena penilaian ini juga akan dinilai oleh Kementerian Kesehatan. Selanjutnya hasil survei dokumen tersebut di sampaikan secara Daring
Metode kedua adalah survei Luring yang dilakukan secara tatap muka selama dua hari mulai dari tanggal 8 hingga 9 November 2022. Penilaian hari ini adalah telusuri lapangan guna mencocokkan dengan dokumen dari RS Prima Ternate.
Selain melakukan penilaian, tim juga melakukan pembimbingan untuk memperbaiki beberapa temuan lapangan, yang langsung ditindaklanjuti pihak rumah sakit
“Karena inti dari akreditasi itu adalah penilaian sekaligus pembimbingan agar rumah sakit ini berjalan sesuai standar dan berpatokan kepada visi-misi Kementerian Kesehatan, yakni Meningkatkan Mutu dan Keselamatan Pasien,” jelasnya.
Ia menuturkan, untuk mendapatkan Akreditasi Paripurna, bukan saja dari hasil penilaian dokumen melainkan pelaksanaannya di lapangan yang mengedepankan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan bermutu dan berorientasi pada keselamatan pasien, tetapi juga sudah memiliki SDM yang memadai.
Mengenai hasil akreditasi, dia mengatakan masih dalam proses penilaian.
“Setelah ini kami masih melakukan diskusi dengan anggota survei.”
Dr. Muhamad Taha, juga menyampaikan terima kasih kepada Pemkot Ternate dan Pemprov Malut yang selama ini mendukung RS Prima. Taha menjelaskan rumah sakit yang dia pimpin itu mengusung visi dan misi; menjadikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh seluruh kalangan di Maluku Utara umumnya dan Kota Ternate khususnya.
“Kita bersinergi dengan program dari pemerintah kota yaitu Universal Health Covereage (UHC). Selamat kepada pemerintah kota yang telah menjalankan program UHC,”kata Taha.