TERNATE – Direktur Utama Perumda Ake Gaale Kota Ternate Abubakar Adam, meminta pelanggan PDAM yang merasa dirugikan akibat macetnya pelayanan air untuk membuat laporan polisi.
Abubakar menyampaikan hal itu kepada dua pelanggan yang siang tadi menemuinya di Kantor Perumda Ake Gaale Ternate untuk mengeluhkan gangguan pelayanan yang mereka alami.
Kedua pelanggan itu: Fatiah, 49 dan Roni, 40 menemui Abubakar dan menyampaikan masalah yang menimpa mereka.
Fatiah mengeluhkan air di rumahnya sudah tidak mengalir dalam tiga hari terakhir, sedangkan Roni mengeluhkan meterannya bermasalah.
Kepada keduanya Abubakar menjelaskan bahwa pelayanan air bersih di Kota Ternate tidak bisa berjalan maksimal karena masalah internal yang membuat karyawan sekitar satu bulan terakhir tak lagi berkantor.
Dan sebagai alternatif pelayanan kata dia, Perumda Ake Gaale kemudian menyiapkan 4 unit mobil tengki air untuk melayani pelanggan. Dia sendiri secara internal terus berupaya agar masalah internal dapat diselesaikan sehingga karyawan kembali bekerja.
Tetapi Abubakar juga memberi saran kepada Ibu Fatiah jika merasa terganggu dan dirugikan oleh pelayanan Perumda Ake Gaale agar membuat laporan ke pihak kepolisian agar direksi dan karyawan dipanggil polisi.
Saat memberikan penjelasan itu, Abubakar meminta wartawan yang sedang mengambil gambar agar menghentikan pengambilan gambar.
“Bos jangan dibikin berita eee, torang ini baku kanal jadi jangan bikin berita, jangan bikin keadaan ini tambah kacau,”kata Abubakar.
Selain Abubakar, Direktur Teknik: Maslan Deis juga ikut melarang. Dia menunjukan tampang kesal saat media ini merekam pertemuan tersebut.
Sementara pelanggan bernama Roni setelah mendengar saran Abubakar untuk membawa masalah kemacetan pelayanan air itu ke pihak kepolisian tampak emosi. Roni meminta Abubakar memberi solusi profsional, bukan menyerahkan penyelesaian masalah pelayanan air itu ke pihak kepolisian.
Roni ke Kantor Perumda Ake Gaale Ternate untuk menyampaikan bahwa meteran air di rumahnya mengalami kerusakan sejak bulan kemarin sehingga air selalu bocor dari meteran tersebut meski keran airnya sudah dikunci.
Masalah itu membuat tagihan rekening airnya membengkak menjadi Rp 1,3 juta dari biasanya sebesar Rp 300 ribu/bulan.
Kepada Abubakar, Roni mengungkapkan bahwa sebelumnya dia sudah pernah ke Kantor Perumda Ake Gaale mengeluhkan masalah itu tetapi tidak ada pelayanan.
Roni meminta masalah yang menimpa dia di rumahnya di lingkungan Toloko Kelurahan Sangaji itu secepatnya diselesaikan sehingga beban rekening airnya tidak semakin membengkak.