TERNATE – Gedung lantai dua Pasar Sabi Sabi yang kosong bertahun karena tak diminati para pedagang sebagai tempat berjualan memaksa Pemkot Ternate mencari solusi agar bisa dimanfaatkan. Saat ini Pemkot Ternate melalui Disperindag memberi ruang kepada siapa saja yang tertarik untuk mengelola gedung tersebut.
Kadis Perindag Kota Ternate; Muhlis Djumadil, mengatakan sejak dibangun tahun 2017, lantai dua gedung Pasar Sabi Sabi tak ditempati pedagang. Pedagang hanya menempati lantai satu yang memiliki 122 lapak.
Dia mengungkapkan lantai dua gedung itu rencananya akan ditempati para pedagang dalam kawasan terminal yang selama ini bernaung di bawah Dinas Perhubungan Kota Ternate.
Meski begitu, jika ada pengusaha atau ada pihak yang berminat mengelola, maka Disperindag Kota Ternate memberi ruang untuk itu. Pengelola bahwa diizinkan mengubah konstrksi bangunan itu sesuai jenis usahanya, yang diatur melalui kerjasama dengan Pemkot Ternate, tanpa lelang.
“Satu bulan yang lalu ada pengusaha dari Jakarta datang di sini (Kantor Disperindag) dan mau menggunakan seluruh areal di lantai dua itu. Di situ mau pedagang ikan bakar juga boleh, dibuat lapangan futsal juga boleh,” ujar Muhlis.
![](https://diahinews.com/wp-content/uploads/2023/01/IMG_20230113_165358-scaled-300x135.jpg)
Sisi Utara Gedung Pasar Sabi Sabi/Foto:Asri Sikumbang
Dia mengisahkan lantai dua Pasar Sabi Sabi sempat ditempati pedagang pada tahun 2022 pada saat Pemkot Ternate merelokasi para pedagang. Ad 100 lebih pedagang dari Kota Baru yang ditempatkan di situ, tapi sayangnya pedagang tak bertahan lama di situ.
Karena itu saat ini Disperindag memberi peluang kepada pihak ketiga untuk mengelola lantai dua Pasar Sabi Sabi.
Terpisah, Kepala Seksi (Kasi) Usaha Perdagangan dan Pendaftaran, Disperindag Kota Ternate, Lakamisi menambahkan bahwa bangunan Pasar Sabi Sabi dibangun sejak 6 tahun lalu.
Seingat dia pembangunan pasar tersebut bersumber dari anggaran APBN melalui DAK Kementerian Perdagangan sebesar Rp 13 miliar dan dana sharing APBD Kota Ternate senilai Rp 2,3 miliar.
Menurut dia lantai dua pasar itu kosong karena beberapa sebab diantaranya minimnya kunjungan calon pembeli, sementara pedagang setiap harinya terbebani dengan retribusi, dan fasilitas yang kurang memadai sebagaimana fasilitas yang tersedia di lantai satu.
“Sebenarnya pedagang juga tidak sabar. Pengunjung itu biasanya di mana pedagang berjualan di situlah pengunjung akan mencarinya. Mungkin juga pedagang tidak mau berjualan di situ karena terbeban dengan retribusi sementara pengunjungnya kurang,” kata dia.
Retribusi yang dibebankan kepada para pedagang sendiri disesuaikan dengan luas lapak dikalikan dengan nilai per meter sebagaimana diatur dalam Perwali Ternate nomor 2 tahun 2017 tentang perubahan tarif perda Kota Ternate nomor 5 tahun 2014 tentang perubahan perda nomor 10 tahun 2010 tentang retribusi pelayanan pasar.
![](https://diahinews.com/wp-content/uploads/2023/01/Screenshot_2023-01-15-13-52-30-513-edit_com.google.android.apps_.docs_-219x300.jpg)
Besaran Tarif Retribusi Pelayanan Pasar Dengan Hitungan Permeter
“Kalau di lantai dua itu karena tidak ada petak-petak lapak jadi retribusi dibayar per hari, berbeda di lantai satu bayarnya per bulan, jadi tinggal di kalikan harga permeter,”jelas dia.
Dia menambahkan saat ini jumlah pedagang di Kota Ternate yang tercatat di Disperindag Kota Ternate adalah sebanyak 4 ribu lebih pedagang. Terbagi dua, yakni pedagang dengan retribusi per bulan sebanyak 2.504 pedagang, dan pedagang dengan retribusi harian sekitar 1.500 lebih.
Tetapi data itu berdasarkan pendataan tahun 2020. Setelah itu, Bidang Perdagangan Disperindag Kota Ternate belum pernah melakukan pemutahiran data dengan alasan tak ada dana.
Dia mengaku, setiap tahun itu Bidang Perdagangan selalu mengusulkan kegiatan pemutahiran dengan nilai anggaran sekitar 50 juta. Hanya saja tidak diakomodir.
Meski begitu, dia mengaku sebenarnya tahun 2022 kemarin ada kegiatan pemutahiran data pedagang, namun dilakukan oleh bagian retribusi dan dia tak tahu hasilnya.
Berdasarkan informasi yang diperoleh Diahinews, pemutahiran data pedagang di tahun 2022 itu hanya dilakukan pada pedagang dengan retribusi per bulan dan tercatat sebanyak 1.234 pedagang.
Dengan begitu, jika dibadingkan dengan data pertahun 2020 khususnya pedagang dengan retribusi per bulan berkurang sebanyak 1.270 pedagang.