Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengklaim serangan Israel ke Iran pada Sabtu (26/10) berhasil dilakukan secara “tepat dan kuat”.
“Serangan di Iran itu tepat dan dahsyat, serta mencapai semua sasarannya,” kata Netanyahu dalam pidatonya pada Minggu (27/10), dikutip AFP.
Dia menyebut serangan itu telah mencapai tujuannya, yakni sebagai balasan atas serangan 200 rudal Iran sebelumnya terhadap Israel pada 1 Oktober lalu.
“Kami menepati janji kami. Angkatan udara menyerang Iran dan menghantam kemampuan pertahanan dan produksi rudal Iran,” ujarnya.
Serangan pesawat Israel terhadap Iran memicu kekhawatiran bahwa wilayah Timur Tengah akan semakin terjerumus dalam konflik yang semakin meluas.
Menanggapi serangan Israel itu, para pejabat di Iran cenderung “meremehkan” pentingnya serangan Zionis itu. Pejabat di Teheran mengatakan serangan itu hanya menyebabkan “kerusakan terbatas” dan menewaskan empat orang tentara.
Sebelumnya pada Sabtu lalu, Israel mengeklaim berhasil menyerang 20 pangkalan militer Iran di tiga provinsi dalam serangan tersebut. Beberapa pangkalan militer yang jadi sasaran di antaranya Ilam, Khuzestan, dan Tehran.
Meski mengklaim serangan berhasil dihalau, dua tentara Iran dilaporkan tewas dalam serangan di Teheran dan dua wilayah lain. Dilaporkan sejumlah media, militer Iran mengonfirmasi jumlah korban tewas dari tentaranya tersebut, Sabtu (26/10).
“Iran menyatakan dua tentaranya tewas dalam serangan Israel,” demikian dikutip dari AFP, sebagaimana diberitakan CNN Indonesia.
Iran disebut siap membalas serangan yang dilakukan Israel. Kesiapan tersebut disampaikan sumber informasi yang mengetahui rencana ini melalui pemberitaan kantor berita Iran.
Media Tasnim yang berafiliasi dengan Garda Revolusi, seperti dikutip dari Al Jazeera, memberitakan bahwa sumber tersebut mengatakan “tidak diragukan lagi” Israel akan “menerima balasan yang sepadan terhadap tindakan apa pun.”