TERNATE –Program pembangunan Tempat Pembuangan Sampah (TPS) Tematik, yang diluncurkan Pemkot Ternate sejak tahun 2023 pada 25 kelurahan dinilai gagal oleh Nurlela Syarif, anggota DPRD Kota Ternate dari Partai Nasdem.
TPS di kelurahan-kelurahan di pusat kota itu disiapkan tempat duduk.
“Faktanya-kan tempat duduk (bangku) di samping tempat sampah Tematik tidak ada orang yang duduk. Memang secara konseptual itu baik, tetapi harus diterapkan di masyarakat yang sudah memahami,”kata Nurlela.
“Pemahaman masyarakat kita belum sampai pada titik dimana buang sampah harus duduk dan cium sampah tidak ada bau. karena kesadaran masyarakat belum ada.”
Menurut dia, masyarakat tahunya hanya membuang sampah pada tempat sampah yang disiapkan, dan belum faham konsep tentang TPS Tematik.
Dia juga menilai belum ada progrem dalam manejemen pengelolaan sampah di Kota Ternate, karena masih mengandalka sistem angkut, muat dan buang.
Menurut dia, yang harus dilakukan adalah memperbaiki perilaku masyarakat, diantaranya adalah disiplin membuang sampah.
“Makanya yang harus dioptimalkan adalah program pemberdayaan. Selain itu juga tenaga sampah ini harus lebih ditingkatkan untuk ditempatkan di titik-titik protokoler. Bila perlu kalau memang mau secara ekstrem, perlu ada mobil yang khusus mengelilingi titik sampah, supaya di mana titik protokol kalau ada sampah yang belum diangkut harus ada mobil yang memang dia tugasnya on the spot titik-titik tersebut supaya dioptimalkan,”katanya.
Sementara menanggapi keluhan DLH mengenai kekurangan alat berat pengeruk sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kelurahan Takome, Nela membenarkan bahwa alat tersebut sudah ada sejak Walikota Syamsir Andili dan tidak pernah ada pengadaan baru.
Ia juga meminta Pemkot Ternate mencari solusi terhadap keluhan warga yang tinggal di sekitar lingkungan Takome di dekat TPA yang mengeluhkan bau busuk dan kondisi lingkungan pada TPA tersebut.
“Ini menurut saya problem yang harus terjawab dan terselesaikan. Harusnya ini (alat berat) diadakan kalau dinilai itu kebutuhan dan penting. Kalau untuk mengoptimalkan pengelolaan sampah di TPA ya harusnya diadakan,”ujar dia.
Launching 25 TPS Tematik pertama kali dilakukan oleh Wali Kota Ternate, M Tauhid Soleman pada hari Sabtu, 28 Januari 2023 di Kelurahan Kota Baru, Kecamatan Ternate Tengah. Saat itu Tauhid mengatakan bahwa pengadaan TPS Tematik bersama pengadaan armada Kaisar adalah inovasi yang dilakukan Pemkot Ternate untuk mendorong partisipasi masyarakat dalam mengatasi masalah sampah di Kota Ternate. Bersama program itu dibangun pula Bank Sampah di Taman Nukila, kerjasama dengan PKK Kota Ternate. “PKK misalnya melalui bank sampah di Taman Nukila dalam minggu pertama dan ketika bulan berjalan. Jadi masyarakat bawa sampah ke Taman Nukila pada waktu-waktu tertentu bisa dapat uang,”kata Tauhid, sebagaimana dikutip dari Indotimur. Program TPS Tematik dan pengadaan armada Kaisar sendiri menggunakan sumber Dana Alokasi Umum (DAU) pendanaan kelurahan sebesar 2 persen, atau senilai Rp 15,6 miliar.
Sementara Kabid Persampahan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Ternate Asmal Lahiaro mengatakan bahwa TPS Tematik sampai saat ini masih berjalan dengan melibatkan operator Kaisar di masing-masing kelurahan.
“Soal penggunaan kantung plastik sampah di TPS tematik memang sudah tidak disimpan disana karena warga sudah buang sampah dengan kantung plastik sendiri,” ucapnya.
Sementara menjawab program Bank Sampah, Asmal menyebut pengumpulan Bank Sampah dilaksanakan dua Minggu sekali di Taman Nukila, dimana sampah yang dikumpulkan ialah sampah kertas atau kardus dan sampah botol plastik. Harga satuan untuk kardus Rp 500/kilogram dan botol plastik Seribu Rupiah/kilogram.
“Memang nilai pendapatan yang diinginkan belum seberapa tetapi yang kita upayakan adalah terbentuknya kesadaran masyarakat untuk mau pilah sampah,”katanya.
Asmal juga menyampaikan bahwa sampah yang dikelola Bank Sampah dijual lagi kepadavendor atau pihak ketiga ke daerah yang memiliki mesin pengolah sampah seperti di Makassar dan Surabaya, karena mesin pengolah plastik dan kardus di Ternate belum ada.
“Sedangkan jumlah bank sampah hasil yang terjual dari yang dikumpulkan oleh Dinas-dinas, Kelurahan, dan Kecamatan sampai saat ini dirinya belum tahu pasti berapa nilainya karena dikelola terpisah yang melibatkan pihak ketiga. Kalau sampel sampah dari Dharma Wanita DLH Ternate sudah sekitar 600-an kilo,”katanya.(Umam)