TERNATE –Nilai ekspor Maluku Utara sepanjang bulan Oktober 2024 mengalami penurunan sebesar 5,81 persen dibandingkan tahun lalu.
Total nilai ekspor Malut bulan September sebesar 930,81 juta dollar AS atau Rp 14,8 triliun dan pada bulan Oktober turun menjadi Rp 13,9 triliun.
Rilis Badan Pusat Stastik Maluku Utara menyebutkan komoditas besi dan baja masih menjadi komoditi terbesar penyumbang ekspor Malut, dimana realisasinya mencapai 62,85 persen. Disusul Nikel dengan realisasi diangka 32,20 persen. Kemudian komoditas bahan kimia anorganik 4,46 persen, logam dasar lainnya 0,45 persen, serta ikan dan udang 0,04 persen.
“Nilai ekspor Oktober 2024 mengalami penurunan secara bulanan maupun tahunan”, kata Plt. Kepala BPS Malut, Nurhidayat Maskat dalam rilisnya.
Penurunan ini karena turunnya nilai ekspor komoditas ikan dan udang, nikel dan bahan kimia anorganik.
Dijelaskanya bahwa pangsa ekspor Maluku Utara pada Oktober 2024 masih didominasi negeri tirai bambu Tiongkok sebesar 95,87 persen. Selanjutnya, negara India sebesar 3,55 persen dan Taiwan persentase ekspornya sebesar 0,54 persen.
Pada bulan Oktober 2024, komoditas yang berasal dari Maluku Utara juga diekspor melalui pelabuhan provinsi lain di Indonesia. Di antaranya pelabuhan DKI Jakarta (0,10 persen), Jawa Timur (0,09 persen), dan pelabuhan di Sulawesi Selatan (0,001 persen).(Umam)